Hari I JFW Hadirkan Fashion Show Koleksi Busana Kasual

Jogja Fashion Week
Karya Iwan Amir pada Jogja Fashion Week (JFW) 2013. (Photo: Eka Wahyu)
Gelaran Jogja Fashion Week (JFW) 2013 hari pertama, Rabu (3/7/2013), menghadirkan koleksi fashion Parade Designer Casual di panggung catwalk. 18 designer dari berbagai kota masing-masing menampilkan 8 koleksi outfit terbarunya pada fashion show sesi ke-2 yang dimulai pukul 19.30 WIB.

Sesuai dengan tema kasual yang diangkat, para designer mengusung koleksi busana berkonsep ready to wear dengan menggunakan kain tradisional yang dipadu dengan potongan modern sehingga terlihat santai namun tetap anggun. Warna-warna cerah juga di eksplor untuk menciptakan kesan dinamis meskipun banyak juga yang tetap mengetengahkan ciri klasik dengan menggunakan warna hitam dan putih saja.

Iwan Amir dengan Badui’s Project-nya, misalnya, menampilkan koleksi Weirdorchid yang memadukan bahan etnik batik Tasik dengan warna-warna cerah cenderung mencolok dan potongan simpel. Koleksi busana designer asal Jakarta ini menggambarkan sosok wanita mandiri, berjiwa bebas, urban, dan cenderung maskulin.

JFW
(Photo: Eka Wahyu)
8 women outfit karya Albert Ferdy Sibarani dalam koleksi See Me bertema Chronologic banyak menggunakan aksesoris recycle pada busana berkonsep casual surealis yang ditampilkannya. Pengaplikasian warna gold yang dinetralisir dengan warna-warna aman memberi kesan berani namun tetap anggun. Design yang agak berbeda ditampilkan Fafa & Monique dengan Kata Boutique mereka.

Mengangkat tema Puzzle, kedua designer yang baru pertama kali mengikuti JFW ini banyak menggunakan limbah perca batik yang dipadu dengan kain sifon, brokat, dan beludru dengan sentuhan payet disana-sini. 6 gaun wanita dan dua men outfit tabrak warna ditampilkannya pada fashion show ini.

Terilhami dari indahnya kain jumputan khas Palembang, designer Wira Ika Sudjari menampilkan koleksi bertema Glamrock. Ika memadu padankan kain etnik jumputan Palembang dengan kain tenun dan bahan kulit dengan sentuhan sexy-glamor namun masih terkesan anggun dan nyaman dipakai untuk acara-acara semi formal.

Preview busana berbahan kain sarung yang akan dipakai di ajang Miss World 2013 di Bali nanti ditampilkan apik oleh Astradeco. Agatha Suparyanti dari Astradeco mengharapkan ajang internasional tersebut dapat mengangkat kain sarung khas Bali ke level internasional.

Sementara itu Canting Wira dengan tema Matrix menghadirkan koleksi busana dengan bahan kain batik khas Jawa Timur yang telah dimodifikasi motifnya untuk menampilkan kesan dinamis. Design baju era 60-an yang simpel menambah kesan dinamis yang ingin ditampilkan.

Designer Irma Devina menghadirkan tema Reverso dalam koleksi Ophium yang ditampilkannya. Kombinasi design modern dengan warna-warna retro jaman dulu menghasilkan suasana retro klasik dalam karya-karyanya.

Penampilan cukup mengesankan diusung oleh Adith Hendart dalam koleksi busana Provocateur 1968. Mengambil tema Born Free, Adith menampilkan preview koleksi musim hujan yang bekerjasama dengan brand Luis Vuiton dalam penggunaan material bahan. Design era 70-an yang dipadu dengan bahan warna hitam yang juga dipakai oleh Luis Vuiton dalam koleksi terbarunya dan tambahan bahan dari bulu angsa menjadikan koleksi busana ini tampak anggun, elegan, dan mewah.

Secara keseluruhan tema kasual yang ditampilkan pada fashion show sesi 2 gelaran JFW hari pertama ini sangat beragam sesuai dengan kreatifitas para designer. Penggunaan material etnik yang merupakan salah satu fokus penyelenggaraan JFW 2013 juga dapat diterapkan oleh para designer.***(eka)

- See more at: http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://www.jogjapages.com/hari-i-jfw-hadirkan-fashion-show-koleksi-busana-kasual/#sthash.i7DCJu9A.dpuf

Comments

Popular posts from this blog

Glorious Celebration Amplaz Hadirkan Fashion Show Busana Muslim